Mohon Maaf sebelumnya karena ada keterlabmatan yang membuat saya tidak menepati janji sebelunya yaitu akan melanjutkan cerita
Valentine ini aku ingat kamu, saya juga mohon maaf jika menimbulkan rasa penasaran yang luar biasa karena tulisan yang lucu tapi penuh hikmah ini tak kunjung di lengkapi..soo.. maapin yah..
Saya kilas balik dulu ya, mungkin ada yang pikun ingatannya sedikit berkurang, atau masih belum faham maksud cerita kemarin.Cerita
Valentine ini aku ingat kamu ini sebenarnya diungkapkan dari cerita-cerita keseharian masyarakat kita, mungkin sudah ada yang tahu, atau ini akan menjadi informasi buat sahabat-sahabat yang belum tahu bahwa ada banyak kisah menarik diluar sana yang sebenarnya jika kita kisahkan dalam bentuk tulisan akan terangkai secara menarik, buktinya banyak yang penasaran dengan kelanjutan cerita ini, betul ngaa?.. ckckck
oh ya, sekedar informasi, tulisan ini juga tidak mutlak ide dari saya, tapi ada beberapa referensi buat saya untuk bisa merangkai kata-kata agar terlihat lebih menarik, dan yang membaca juga tidak bosan.
"Ini cerita terjadi di tahun 2011, saat itu tersebutlah seorang pemuda, yaa kalo dimasyarakat kita khususnya masyarakat kampus kalo udah nemu cowok yang perfect dikit siapa yang gak nahan liur atau paling tidak bakal kelepek-kelepek (eh bahasa apaan tu yah?) kalau namanya disebut oleh tu cowok, bener ga?.. jawab sendiri deh.
Buuttt, nah, ada tapinya juga neh, kalo itu dari sudut pandang cewek, bagaimana kalo cowok yang lain?.. waa,, jujur saja ne, ane sebagai cowok ngiri sihh, tapi rela bagi-bagi (duh.. duh.. duh, lari kemana ne cerita ya?) kok malah kayak iklan produk coklat ya..?
Sudah menjadi hal yang biasa buat dia disanjung-sanjung oleh bidadari-bidadari kampus yang tampil seksi tiap hari. Tapi, ia belum puas jika hanya mendapat sanjungan dan pujian cewek sekelas itu, karena itu hal yang biasa. Kebiasaan cewek ntu kan kalo liat cowok ganteng histerisnya minta ampun.. wkwkwk.. piss deh buat para cewek kampus yang merasa..
tapi ada hikmahnya juga kan?.. jujur saja.
Anehnya, spesial untuk tahun ini (tahun 2011) ia ingin mencoba sesuatu yang baru, dan keinginannya itu sudah tau kan?? kalo belum cek lagi deh kisahnya di
Valentine ini aku ingat kamu. Penasaran, bagaimana kelanjutannya? Langsung saja ya, biar penulis tidak dicap lebih dalam lagi sebagai penulis yang bertele-tele.. Ampun deh,, jangan ya.. ntar dimarah dosen (Lho, apa kaitannya?..) ada deh, buat buat anak kelas
TIK A. Pagi pasti tahu..
Udah ah.. gak usah dibahas lagi.
Malam itu tidak seperti biasanya, tidak biasa karena sehabis maghrib dirumah Aira selalu ribut dengan bacaan tilawatil Qur'an, ada ibu dan adik paling suka baca Qur'an sehabis sholat maghrib, sementara Aira masih dikamar, belum keluar sejak maghrib tadi, ia sholat sendiri di kamarnya. Abahnya juga belum pulang dari masjid, biasanya sehabis isya baru pulang.
"Assalamu'alaikum.." tiba-tiba ada suara mengucapkan salam terdengar dari depan pintu.
tidak ada respon dari penghuni rumah, karena masing-masing sibuk membaca Al-Qur'an.
"Assalamu'alaikum.." ucapan salam kedua, kali ini sedikit lebih lantang. tiba-tiba semua menghentikan bacaannya. dan ibu Aira menuju ruang tamu untuk membukakan pintu.
"Wa'alaikum salam.." terkejut bercampur bingung nampak diwajah ibu Aira. Segerombolan keluarga besar memenuhi sekitar pagar rumahnya. Ada sekitar 7 orang, a tidak mengenal satupun orang-orang yang berada tepat di depan rumahnya itu.
"Maaf, ini ada apa ya? kok ramai-ramai disini? kami tidak merasa ada acara hari ini.) tanya ibu Aira bingung.
"Maaf ibu, ini betul rumahnya Aira?" laki-laki dengan penampilan rapi, dengan kemeja batik maching dengan celana kain yang ia gunakan, rapi sekali. Ia adalah laki-laki yang setahun lalu pernah mengantarkan sebuah bingkisan Valentineuntuk Aira. Ternyata ia datang kembali memenuhi janjinya, tepat ditanggal dan bulan yang sama.
"Iya betul, tapi kami tidak mengenal kalian" jawab ibu Aira bertambah heran.
"Bisa kita bicarakan baik-baik bu?" Dion meyakinkan ibu Aira.
"Maaf, Abahnya Aira masih di masjid, biasanya habis isya baru pulang" Ibu aira menolak halus permintaan Dion karena ia memang tidak mengenal tamunya sama sekali, ini untuk menghindari fitnah bagi keluarganya.
"Oh, kalau begitu kami akan menunggu disini sampai bapak pulang" jawab Dion.
Ibu masuk dan menghidupkan lampu halaman depan dan sekitar taman agar tidak tampak mengabaikan tamunya begitu saja. Ia tidak berani menerima tamu yang tidak ia kenal, apa lagi tamu itu bukan muahramnya.
Keluraga-keluarga Dion tampaknya sabar menunggu sesuatu yang tidak pasti, mereka tahu yang mereka lakukan semuanya diluar prediksi, mereka tidak tahu, apakah keluarga Aira akan menerima mereka dengan dada terbuka atau sebaliknya.
Yang dilakukan keluarga Dion ini adalah hal yang paling istimewa, inilah bukti cinta Ayahnya kepada Dion sebagai anak satu-satunya. Ia undang beberapa saudaranya untuk menyaksikan keinginan anak sulungnya itu walaupun mereka tahu, semua berada didalam ketidak pastian.
Sepertinya mereka memang berasal dari keluarga terhormat, dari caranya berbicara, dan topik pembicaraan mereka bukan sesuatu yang dominan dilakukan masyarakat kita, tapi saya salut, tidak ada tanda yang mencirikan mereka dari orang-orang besar, kecuali Dion. Dilingkungan kampus, penampilannya selalu lebih mencolok dari yang lain, kerjaannya hanyalah memamerkan fisik dan kekayaannya. Itu yang tidak disukai Aira. Tapi, bukan berarti sesuatu yang jahat itu akan tetap jahat, batu yang begitu keras bisa berbekas dengan tetesan demi tetesan air, kenapa manusia tidak.
Azan isya tiba, Dion dan ayahnya bergegas ke masjid dan diikuti oleh beberapa pamannya, sementara ibu dan dua bibinya tetap menunggu di halaman.
Rasanya sangat tidak mulia ibu Aira membiarkan tamunya berada diluar tanpa ada tuan rumah yang melayani.
Sementara didalam, Ibu Aira benar-benar kebingungan apa yang harus ia lakukan, ia bertanya kepada Aira, Aira juga tidak tahu karena ia belum berani keluar dan melihat siapa tamunya. tetaplah mereka dalam kecemasan hingga beberapa menit kemudian Abahnya beserta rombongan pulang.
"Assalamu'alaikum.. Ibu.. kok tamunya dibiarkan diluar?.. ayo masuk Bapak-bapak dan Ibu-Ibu" Abahnya Aira masuk sambil mengarahkan tamunya duduk di sofa. Sepertinya si Abah mengetahui maksud dan tujuan tamunya.
Ibu Aira tetap dalam kebingungannya, sementara Aira mulai mengkerutkan keningnya, ia baru tahu ternyata tamunya itu adalah Dion yang setahun lalu berjanji akan kembali ditanggal dan bulan yang sama.
Tiba-tiba Abah masuk kedapur dan membisikkan sesuatu di telinga Ummi "Kita kedatangan tamu istimewa malam ini"
"Maksudnya, bah?"
"Ya sudah, sekarang kamu bikin sesuatu yang bisa dimakan atau diminum dulu, nanti kamu pasti akan tahu" jawab abah yakin.
Ternyata Aira tidak menceritakan kejadian itu kepada ibunya, tapi abahnya tahu setelah Dion pulang waktu itu, ia langsung dicegat Abahnya dan ditanya maksud dan tujuan lelaki tadi. oleh aira lalu diceritakanlah kejadian yang sesungguhnya.
Obrolan hangat terus berlangsung di ruang tamu sudah hampir satu jam. Tiba-tiba ditengah pembicaraan, Ayah Dion menyampaikan sesuatu.
"Begini, sebelumnya kami minta maaf kepada keluarga bapak Imran karena kami tidak memberikan kabar apapun sebelum kunjungan ini, tapi Insya Allah dengan niat Mulia dalam rangka Beribadah kepada Allah, kami yakin dan memantapkan langkah untuk hadir disini. Ada suatu hal yang ingin kami bicarakan tentang masa depan anak-anak kita, khususnya Dion, ia ini adalah anak kami satu-satunya, sehingga kami rela melakukan apapun untuk membahagiakannya, apalagi jika itu dalam rangka ketaatan kita kepada Allah SWT, tidak ada alasan bagi kami untuk menolaknya, dan malam ini adalah puncak keinginannya yang sangat ia harapkan dukungan moril dari keluaganya sehingga kami dan keluarga besar bersedia datang pada malam hari ini"
Abah Aira tersenyum kagum mendengar apa yang disampaikan oleh keluarganya Dion. mereka sama sekali tidak saling mengenal, tapi kekakraban sangat terasa diantara mereka.
"Kami sangat terharu mendengar apa yang disampaikan tadi, dan ini merupakan penghargaan terbesar dari kami. Meskipun tadi sempat terjadi hal yang paling tidak mengenakkan, tapi kita semua tetap lurus didalam niat, saya sangat kagum dengan itu. Tapi, posisi saya untuk Aira hanyalah sebagai Ayahnya, semua keputusan bagi masa depannya ada padanya. Apakah ia menerima atau menolak, itulah keputusan kami juga"
Ummi yang disamping abah mulai memahami maksud dan tujuan tamunya, sesegera ia beranjak ke kamar dan memberitahukan kabar gembira itu kepada Aira, sementara Aira tetap dalam ketidak percayaannya. ternyata Dion senekat itu.
Beberapa saat kemudian, ummi dan Aira muncul di ruang tamu, tamunya melongo memandangi keanggunan Aira mesti tanpa dandanan, lengkap dengan jilbabnya yang seperti dulu tidak ada yang berubah, tapi jauh lebih cantik dari yang Dion lihat sebelumnya.
Dion semakin mantap didalam hatinya, semua persyaratan yang diminta Aira sudah ia penuhi, dan kini gaya hidupnya sudah 180 derajat berbeda dengan yang dulu, tak ada alasan Aira untuk menolaknya.
Suasana semakin tegang, dion semakin yakin dengan kenekatannya sementara keluarganya semakin ragu dengan tindakan yang mereka lakukan, tiba-tiba Aira angkat bicara.
"Aku senang kamu memenuhi janjimu, tapi bukan berarti kamu akan mendapatkan semua keinginanmu malam ini, Jika kamu serius dan mantap dengan keputusanmu, datanglah tepat di hari ulang tahunku dan kau akan mendapatkan keputusanku"
"tapi..." Dion memotong pembicaraan Aira.
"Semua itu ada padamu, aku tidak akan menerima semua ini begitu saja, tentu ada alasan yang kuat untuk menerima atau menolak, jadi izinkan aku menguatkan keputusanku"
"Baiklah, kalau boleh tahu, tanggal berapa aku harus kembali?"
"Terserah bagaimanapun caramu untuk mencari tahu tanggal berapa aku ulang tahun"
"Baiklah aku terima syaratmu yang ini asal kamu tidak mengulur-ngulurnya lagi" Dion Mengakhiri perbincangan.
Ayah Dion tersenyum puas melihat kedewasaan anaknya, sangat jauh berbeda dari Dion yang dahulu. Ia percaya keputusan yang diambil Aira adalah wajar, pasti akan sangat susah untuk menerima orang yang berperangai seperti Dion yang dahulu. Ya, itu dulu, kini sudah menjadi Dion yang baru.
Begitu juga Abah Aira juga tersenyum melihat keputusan yang diambil Aira, anaknya sudah menjadi pribadi yang matang walau tidak sematang umurnya.
Pertemuan itu diakhiri dengan kehangatan, masing-masing tetap membawa rasa penasaran, keputusan apa yang akan diambil Aira di hari ulang tahunnya yang juga misterius itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? kita nantikan kembali keputusan yang akan diambil oleh Aira. Akankah ia menerima lamaran Dion?
Tanggal berapakah Ulang tahun Aira cari saja Di Facebooknya ya.. Kalo ada lah.. tapi, itukan nama Samaran hehe
Jangan kemana-mana tetaplah menanti dengan kepenasaran anda ..