Seperti itulah jargon ampuh yang kerap dilontarkan oleh motivator-motivator dunia. Kenapa harus cita-cita besar? Ya, kami sepakat tentang sebuah lagu yang menyairkan “Hidup berawal dari
mimpi”. Ini memberi pelajaran kepada kita semua bahwasannya semua yang ada saat ini adalah sebuah
mimpi para pendahulu kita. Bukankah dahulu tatkala nabi Muhammad menceritakan perjalanannya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dianggap kaumnya sebagai sebuah
mimpi, karena mustahil melakukan perjalanan dari Mekah ke Palestina hanya dalam waktu kurang dari satu malam, lalu beliau juga bisa naik ke langit dan itu dianggap mustahil oleh manusia saat itu. Lalu belajar dari peristiwa tersebut manusia akan mulai ber
mimpi bagaimana caranya ia bisa melakukan perjalanan jauh dalam waktu singkat, bagaimana ia bisa terbang tinggi menembus langit, mencapai bulan dan meneliti peristiwa-peristiwa luar angkasa. Bukankah itu hanya
mimpi? Al hasil, sekarang kita bisa mengelilingi dunia dalam waktu kurang dari 24 jam bukankah dahulu hanya
mimpi? Sekarang manusia sudah bisa menginjakkan kakinya di bulan bukankah itu dulu hanya
mimpi? Hidup memang berawal dari
mimpi.
Saudara-saudaraku yang memiliki
mimpi. Bukan kesalahan jika kita memiliki
mimpi besar, sebab dari
mimpi besar itulah kita bisa mencapai sesuatu yang besar. Ingat,
mimpi harus kita bedakan dengan angan-angan. Sebuah
mimpi dikatakan sebagai angan-angan yaitu ketika ia hanya diam tanpa tindakan,tanpa usaha, tanpa pengorbanan untuk mewujudkan
mimpi tersebut. Oleh karena itu, mustahil
mimpi itu akan terwujud.
Mimpi yang kami maksud disini ialah cita-cita serta harapan, visi dan misi, serta memiliki arah dan kejelasan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
mimpi tersebut.