Kini Sasuke telah Menjadi Naruto


Bismillahirrahmanirrahim..

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan seorang sahabatku dengan judul “Aku dan Sasuke”. Didalam cerita yang dikarangnya dipertengahan tahun 2011 itu dikisahkan tentang seorang insan pejuang dakwah dan berbagai pelak-pelik kerikil dakwah yang harus dihadapinya. Tulisan tersebut tidak panjang dan lebar, dari file yang saya pinta dengan sahabat saya itu, tulisannya tidak lebih dari 2 halaman yang diketik dalam ukuran kertas A4 serta tidak cukup membanggakan jika kita bandingkan dengan karya fenomenal para ahli sastra yang mendunia, namun melalui tulisan tersebutlah saya pribadi mendapat pelajaran yang sangat berharga tentang sebuah keikhlasan dalam berjuang bersama barisan dakwah.

Cerita tersebut berawal dari kecemburuan didalam hatinya melihat segala perkembangan sahabatnya didalam barisan dakwah bersamanya. Dari segi ilmu sahabatnya tersebut selalu unggul dari dirinya, cara bicaranya serta keaktifannya berorganisasi selalu dipandang lebih dari dirinya, puncak kecemburuan tersebut terjadi ketika sahabat seperjuangannya itu terpilihsebagai perwakilan dari Provinsinya untuk mengikuti agenda nasional di Bandung.

Awalnya saya pikir itu merupakan sesuatu yang wajar tentang kecembuaruan melihat keberhasilan orang lain sebab ini akan memancing kita untuk bisa seperti mereka, namun ketika itu menjadi tombak kecemburuan yang menyedihkan hati dan membuat diri kita merasa tidak ada artinya dibanding orang tersebut inilah yang sangat diinginkan oleh Syaitan dan harus dihindari.

Kebetulan kegemilangan yang ia maksud saat itu terjadi pada sahabatnya sendiri. Sebagai sahabat, tentu ia akan sangan bangga melihat sahabatnya berkesempatan menjadi yang terpilih, namun disisi lain mulai terfikir mengapa bukan dirinya yang terpilih. Itulah hal yang sangat menyakitkan, ya... sangat menyakitkan ketika kita tidak bisa bersaing dan sukses bersama sahabat kita sendiri.
Ia berusaha membuang jauh apa yang sedang ia rasa, namun suatu hari sesaat setelah bertemu sahabatnya itu di acara seminar ia kembali teringat dan tentu saja ia merasa begitu sedih yang mendalam hingga akhirnya ia mulai sadar.

Satu nasehat yang paling membuatku tersentak saat ia mengutip sebuah nasihat dari sahabatnya bahwasannya :

“Dakwah tidak membutuhkan antum. Ada atau tidaknya antum, dakwah akan terus berjalan. Tapi, apakah syurga Allah tak menggiurkan untuk antum masuki?”

Ya, sama dengan apa yang dirasakan oleh pelaku utama dalam cerita tersebut. Sejenak aku merenung maksud dari tulisan tersebut. Inilah letak dan makna sebuah keihlasan yang hakiki menurutku. Allah tidak meminta kita bekerja untuknya, tapi kitalah yang butuh terhadap pekerjaan tersebut dan kita tidak dibayar sepeserpun dengan uang dari pekerjaan tersebut. Dan lagi-lagi untuk kali ini ia gagal menjadi orang yang terpilih mewakili Provinsinya untuk dikirim ke bandung yang saat itu ia berfikir itu adalah hadiah dari dakwah yang ia lakukan.

Dari situlah saya belajar tentang sebuah keihlasan dan pengorbanan tatkala kita tetap mau melakukan sesuatu walau kita tidak memperoleh keuntungan dari yang kita lakukan tersebut.
Seperti itulah saya kira maksud dan isi pokok dari tulisan yang diceritakannya, namun saya tidak hendak menceritakan hal itu kembali. Ada yang ingin saya sampaikan kepada pelakon utama dari tulisan tersebut, ya.. “KINI IA TELAH MENJADI NARUTO”.

Dua tahun sudah masa-masa pelik itu terjadi, saat dirinya terbakar kecemburuan tentang kesuksesan sahabatnya. Ia tak membuka diri dari ketertinggalannya layaknya Sasuke yang tertinggal dari naruto dalam cerita Anime Jepang. 2 tahun yang lalu ia mencerminkan dirinya adalah Sasuke dengan keterbelakangan dan ketertinggalan dibanding dibanding sahabatnya atau Naruto.

Kini, entah bagaimana, sepertinya saya ikut terjun dan terlibat didalam cerita itu dan menjadi saksi bisu tentang kemajuannya. 2 tahun lalu mungkin Allah masih menempatkannya sebagai Naruto kecil yang tidak ia sadari, sebab ia hanya melihat kelemahan dalam dirinya. Namun kini sosok Naruto kecil yang belum bisa apa-apa itu yang sempat dianggap sasuke kini telah tumbuh layaknya Naruto yang sesungguhnya seperti dalam anime Jepang itu.

Ya.. tepat sekali. Tepat pada tanggal 14 Juli tahun 2012 ia menjadi orang yang dicemburui. Ia Berangkat Ke Bandung layaknya seperti sahabatnya dulu.
Seperti itulah Allah yang maha memiliki Rencana
....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 216)
Sahabat, tetaplah berfikir baik tentang persepsi terhadap rencana Allah, sebab indah rencana kita tapi jauh lebih Indah rencana Allah untuk kita. Setiap manusia hanya bisa membuat rencana sebaik mungkin, tapi diluar nalar dan kemampuan kita ada yang maha menentukan apakah rencana kita akan terealisasi atau tidak, ialah Allah SWT. Yang harus kita perbuat saat ini adalah lakukan segala sesuatu yang kita mampu, selebihnya biarlah Allah yang menilai, layak atau tidak kita menjadi yang terbaik dari Ummat ini.

Pontianak, Selasa 17 Juli 2012 M / 27 Sya’ban 1433 H pukul 02.15 dini hari tepat dihari ulang tahunku yang ke 20. Tulisan ini spesial untuk sahabatku yang tak mau disebutkan namanya di Bandung, semoga Allah meridhoi Antum, dan bisa kembali ke Pontianak dengan keadaan Sehat, amin. Juga khusus buat sahabat Kliqsis, Uhibbukum Fillah.

Jazakallah khairan katsir.


1 komentar: