Pacaran Tidak Ada Dalilnya
Hehe...kaget gak dengan judul diatas...? kontroversi yah? emang sengaja..:p
Para aktivis pacaran ini, demi mencari pembenaran (bukan kebenaran) selalu bertanya, dan sering jg saya ditanya: 'sebenarnya mana dalilnya kalau pacaran itu dilarang???'.
... Para penanya ini sebenarnya sedang mencari jawaban yg melegakan, sekaligus mencari peluang utk terus pacaran. Biasanya sebelum saya jawab dengan gamblang, terus terang saya ingin menyindir mereka dengan pernyataan berikut:
'Pertanyaan itu biasanya BUKAN untuk ditanyakan pertama kali ini saja, tapi disetiap waktu ada pengajian remaja dimana saja yang kalian ikuti pasti jg ditanyakan. Karena jawaban yang kalian dapatkan pasti akan selalu sama yaitu TIDAK BOLEH PACARAN. Maka dengan gigih masih terus menanyakan kepada para ustadz dan ustadzah sampai kalian mendapat jawaban yang lebih melegakan, alias MEMBOLEHKAN PACARAN. Bukankah begi adik-adik ...???'.
Dan merekapun larut dalam senyum malu. Hayooo ngakuuuu...;-)
Maka inilah jawaban saya jika kalian menanyakan dalil tentang DILARANGNYA PACARAN:
'Memang didalam Al-Qur'an tidak ada ayat yg berbunyi 'Laa Tapaccaru' (JANGANLAH PACARAN), maka tidak perlu sy sebutkan dalilnya dari A-Z. Saya hanya ingin memberi analogi sederhana saja. Begini: Jawablah pertanyaan saya ini dengan jujur, relakah kalian jika satu saat nanti menikah, ternyata suami/istri kalian adalah orang-orang yang dulu gemar dan gonta-ganti pacar? Adakah yg menjamin bahwa suami/istri kalian ketika pacaran itu tidak melakukan apa-apa..?? Tidak ada yang bisa jawab kan...??'. :D
'Nah, jika kalian sendiri tidak rela punya suami/istri mantan pacar orang lain, kenapa sampai skrng engkau masih semangat untuk pacaran..??'.
Jadi kesimpulannya:
'Pokoknya yang gak mau tobat dari pacaran, siap-siap aja nanti dapat suami/istri yg dulunya juga sering pacaran..!!!'.
Mungkin engkau mengira kesimpulan itu sekilas kayak Hukum Karma yach? didalam islam memang tidak ada istilah hukum karma, tapi saya tidak sedang bercanda lho.
Karena yg punya statement tersebut BUKAN SAYA, tapi adalah seorng ulama sekelas Imam Syafi'i dalam syairnya Diwan (kumpulan syair2 Imam Syafi'i). Beliau Imam Syafi'i mengatakan: "Zina itu bagaikan sebuah hutang, yang akan membayarnya bisa saja adalah keluarga atau ahli warisnya".
Soooo...
kalau ada yg berzina atau pacaran sampai sekarang, maka ada kemungkinan dimasa mendatang ada keturunannya atau keluarganya yg dipacari atau dizinahi orang. Naudzubillah mindzalik..
Nah, itu hanya jawaban saya tentang hukum dilarangnya pacaran. Memang cuma jawaban dengan analogi sederhana yang saya kemukakan. Belum dengan dalil-dalil hadist atau ayat-ayat yg relevan. Tapi dgn analogi tersebut semoga dapat membuka hati dan pikiran kita semua.
Sipp.. semangat selalu sahabat..
Hossh..
semangat,, artikel ini bagus,, saya suka,,
BalasHapusAku suka boneka kotaknya.. wkwkwk
BalasHapus